Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, Non Ilmiah, dan Metode Ilmiah (Softskill)
Nama: Yunita Eka Putri
Wulandari
Npm: 2911604
Kelas: 3KB02
NON ILMIAH
Non Ilmiah (Fiksi) adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam
tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam
praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti
penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagainya.
Karya tulis non-ilmiah
(karya non Ilmiah) adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya
tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya,
tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau
abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.
CIRI-CIRI
KARANGAN NONILMIAH YAITU:
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi
·
Fakta yang disimpulkan subjektif
·
Gaya bahasa konotatif dan popular
·
Tidak memuat hipotesis
·
Penyajian dibarengi dengan sejarah
·
Bersifat imajinatif
·
Situasi didramatisir
·
Bersifat persuasif
·
Bentuk karangan nonilmiah yaitu; dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot,
hikayat, cerber, puisi, dan naskah drama.
Contoh kalimat non ilmiah :
Di sebuah perumahan, hiduplah seekor kucing berwarna hitam. Nama kucing itu Molly. Ia tinggal di rumah keluarga Jones. Molly selalu memburu dan memakan tikus-tikus yang suka mencuri makanan di dapur keluarga Jones.
Jadi, dalam hal menulis, baik tulisan ilmiah, semi ilmiah atau non ilmiah, kita harus memperhatikan jenis penulisan yang akan kita buat, tema penulisan, kosa kata yang akan digunakan dan sasaran penulisan tersebut, hal itu baik dilakukan agar karya tulis yang kita buat memiliki kesempurnaan dalam berbahasa dan keobyektifan penulisan.
Di sebuah perumahan, hiduplah seekor kucing berwarna hitam. Nama kucing itu Molly. Ia tinggal di rumah keluarga Jones. Molly selalu memburu dan memakan tikus-tikus yang suka mencuri makanan di dapur keluarga Jones.
Jadi, dalam hal menulis, baik tulisan ilmiah, semi ilmiah atau non ilmiah, kita harus memperhatikan jenis penulisan yang akan kita buat, tema penulisan, kosa kata yang akan digunakan dan sasaran penulisan tersebut, hal itu baik dilakukan agar karya tulis yang kita buat memiliki kesempurnaan dalam berbahasa dan keobyektifan penulisan.
KARANGAN ILMIAH
Karangan ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris
(scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
CIRI-CIRI
KARANGAN ILMIAH YAITU:
·
sistematis;
·
objektif;
·
cermat, tepat, dan benar;
· tidak
persuasif;
· tidak
argumentatif;
· tidak
emotif;
· tidak
mengejar keuntungan sendiri;
· tidak
melebih-lebihkan sesuatu.
ADAPUN
JENIS KARANGAN ILMIAH YAITU:
·
Makalah.
Karya
tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari
bahasa Arab yang berarti karangan).
·
Kertas kerja.
Makalah
yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam
lokakarya.
·
Skripsi.
Karya
tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
·
Tesis.
Karya
tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
·
Disertasi.
Karya
tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis
berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
·
Objektif.
Keobjektifan
ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan
yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
·
Netral.
Kenetralan
ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh
karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau
‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.
·
Sistematis.
Uraian
yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah
alur uraiannya.
·
Logis.
Kelogisan
ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola
induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakan pola deduktif.
·
Menyajikan
fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan
dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu,
pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang
berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti
orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar)
hendaknya dihindarkan.
TUJUAN KARANGAN ILMIAH
Sebagai wahana melatih
mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah
yang sistematis dan metodologis.
Menumbuhkan etos ilmiah di
kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan,
tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam
bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
Karya ilmiah yang telah
ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah
dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
Membuktikan potensi dan
wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh
pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
Contoh kalimat ilmiah :
Infeksi cendawan pembentukan mikroza (CPM) akan mempengaruhi serapan hara fosfor oleh tanaman inang melalui akat terutama tanamaa yang tumbuh pada tanah yang kekurangan fosfor yang mungkin oleh adanya hifa eksternal.
Infeksi cendawan pembentukan mikroza (CPM) akan mempengaruhi serapan hara fosfor oleh tanaman inang melalui akat terutama tanamaa yang tumbuh pada tanah yang kekurangan fosfor yang mungkin oleh adanya hifa eksternal.
SEMI ILMIAH
Semi
Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut
metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya
bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang
dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi
tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering
di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah
karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya : berada
diantara ilmiah.
Karangan
Semi Ilmiah
Sebuah
penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan
penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode
ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah.
Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang
masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel,
roman dan cerpen.
Contoh :
Artikel
Karangan faktual secara
lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui
koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang
dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Editorial
Artikel dalam surat kabar
atau majalah yangg mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar
(majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
Feature
Feature adalah cerita khas
kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan,
atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus
menghibur khalayak media massa.
ADAPUN
CIRI-CIRI KARANGAN SEMI ILMIAH ATAU ILMIAH POPULAR, YAITU:
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi
· Fakta
ang disimpulkan subjektif
· Gaya
bahasa formal dan popular
·
Mementingkan diri penulis
·
Melebih-lebihkan sesuatu
·
Usulan-usulan bersifat argumentative, dan
·
Bersifat persuasive
·
Bentuk karangan semi ilmiah yaitu; artikel, editorial, opini, tips,
reportase, dan resensi buku.
·
Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik
objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu
ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga.
Contoh kalimat semi ilmiah :
Rata-rata orang yang gila kerja tidak merasa sakit kendati sedang sakit. Sebaliknya, orang yang hypochondriac selalu merasa sakit kendati sehat. Baron von Munhausen tercatat mahir melakukan peran secara meyakinkan sehingga dokter bedahnya berhasil dikelabui. Pasien begini merasa puas setiap kali dokternya kecele tidak menemukan penyakitnya.
Rata-rata orang yang gila kerja tidak merasa sakit kendati sedang sakit. Sebaliknya, orang yang hypochondriac selalu merasa sakit kendati sehat. Baron von Munhausen tercatat mahir melakukan peran secara meyakinkan sehingga dokter bedahnya berhasil dikelabui. Pasien begini merasa puas setiap kali dokternya kecele tidak menemukan penyakitnya.
METODE
ILMIAH
Merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran
yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah
untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode
ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Metode Ilmiah memiliki
ciri-ciri keilmuan, yaitu :
·
Rasional: sesuatu yang masuk akal dan
terjangkau oleh penalaran manusia
·
Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang
dapat diamati dengan menggunakan panca indera
·
Sistematis: menggunakan proses dengan
langkah-langkah logis.
Syarat-syarat Metode Ilmiah, diantaranya :
·
Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai
dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris.
·
Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh
dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
·
Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu
tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain
saling berkaitan.
·
Universal, artinya pengetahuan tidak hanya
berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua
orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.
Sifat Metode Ilmiah :
·
Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga,
biaya, waktu).
·
Terbuka (dapat dipakai oleh siapa
saja).
·
Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh
keputusan).
Pola pikir dalam metode
ilmiah :
·
Induktif: Pengambilan kesimpulan dari
kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran
secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
mempunyai ruang lingkup terbatas dalam menyusun argumentasi dan terkait dengan
empirisme.
·
Deduktif: Pengambilan kesimpulan dari hal
yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan
secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir silogismus dan terkait dengan
rasionalisme.
Langkah – langkah Metode Penelitian,
diantaranya :
·
Perumusan masalah
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karena manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut. Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karena manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut. Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
·
Pembuatan kerangka berfikir
Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.
Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.
·
Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun hipotesis. Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun hipotesis. Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
·
Pengujian Hipotesis/eksperiment
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
·
Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.
Metode Ilmiah sebagai wahana peneguh Ilmu
Pengetahuan, dengan cara:
·
Mengadakan deskripsi, menggambarkan secara
jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan.
·
Menerangkan/Eksplanasi, menerangkan
kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa peristiwa/gejala.
·
Menyusun Teori, mencari dan merumuskan
hukum-hukum mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan yang lain atau
hubungan peristiwa yang satu dengan yang lain.
·
Membuat Prediksi/Peramalan, membuat ramalan,
estimasi dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi atau
gejala-gejala yang akan muncul.
·
Melakukan Pengendalian, melakukan
tindakan guna mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala.
Komentar
Posting Komentar