Tugas mata kuliah Softskill
ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang
diharapkan dapat membcrikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun
istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa
diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The
Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities
berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo
humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka
harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan
tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian,
Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah
identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi:
Pengetahuan Budaya).Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat matakuliah IBD ini, mahasiswa diharapkan memperlihatkan:
a. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan diluar lingkungannya, menelaah apa yang dikcrjakan sendiri dan mengapa.
b. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
c. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan scbaliknya mcnolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok
pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu
pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu
Alamiah ( natural science )
Ilmu ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan
yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode
ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai
keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu
dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang
termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia,
biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-ilmu
Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji
hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi
hash penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah
dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu
ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial,
sosiologi hukum, dsb.
3. Pengetahuan
budaya ( the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan
yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi
arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam
tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah,
hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya (
The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin)
scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai
bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang
Ilmu Budaya Dasat ( Basic Humanities ) adalah usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal
dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran
dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya
dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya
dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk betbudaya ( homo humanus ),
sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
TUJUAN ILMU BUDAYA
DASAR
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan kebudayaan. Dengan demikian jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities). akan tetapi ilmu
budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cam memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan kritikalnya
terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau
tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1. Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bane, terutama untuk kepentingan
profesi mereka
2. Memberi kesempatan
pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemánusiaan
dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan
yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar
mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang
disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup
pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang
berpandangan kurang luas. kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
Manfaat mempelajari ilmu budaya dasar adalah :
1. Mengenal perilaku lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja.
Dengan memahami karakter seseorang lebih dalam akan membuat seseorang menjadi tahu sifat yang ada di dalamnya itu, dan bukan luarnya saja. Karena memahami karakter seseorang itu jangan hanya dari luar saja, akan tetapi dari dalam juga. Sehingga dalam bergaulpun akan luwes.
2. Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup.
Manusia merupakan makhluk individu, yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain.
3. Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia.
Dalam bergaul haruslah menjaga sikap dan sifat kita agar terjalinnya hubungan yang harmonis.
4. Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya.
5. Mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya.
Indonesia, sebagai bangsa yang akan kaya budaya kita sebagai masyarakatnya patut bangga akan budaya yang kita miliki. Kita dapat memperkenalkan budaya kita pada masyarakat luar, sehingga mereka mengetahui akan budaya kita, dan hubungan kita dengan masyarakat luar semkain erat.
6. Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku.
Sebagai pempimpin bangsa, harusnya tercipta sifat jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Dia harus bertanggung jawab atas janji-janjinya sebagai pemimpin. Dan selalu melihat keadaan rakyatnya, baik kalangan atas maupun bawah.
7. Dapat menciptakan sifat kebudayaan yang universal dan dinamis.
Sifat kebudayaan yang universal diantaranya ilmu pengetahuan, nilai, pandangan hidup, persepsi, kepercayaan, etos. Ilmu pengetahuan merupakan disini manusia berpikir betapa pentingnya pengetahuan bagi mereka. Sehingga mereka belajar dari lingkungan sekitar, yaitu melalui proses sosialisasi yaitu proses belajar. Yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, bodoh menjadi pintar. Kemudian, nilai merupakan sesuatu yang dianggap penting, beharga, berguna. Dari sistem pengetahuan di atas, jadilah sebuah nilai, dimana pengetahuan sangatlah penting bagi manusia agar ia dapat melangsungkan hidupnya. Kemudian, pandangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut seorang manusia yang diyakini kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada seseorang untuk mewujudkannya. Dari nilai diatas, lahirlah pandangan hidup. Kemudian, dari pandangan hidup diatas lahirlah persepsi, setiap manusia pasti memiliki persepsi yang berbeda. Persepsi disini merupakan tanggan seseorang atas yang telah ia amati. Kemudian, dari persepsi munculah kepercayaan. Kepercayaan merupakan sesuatu yang menjadi pedoman hidup manusia. Manusia percaya akan hal-hal gaib yang ada di sekitarnya. Namun, kepercayan disini berarti bahwa manusia percaya akan ia dapat melangsukan hidupnya dan menjadi individu yang behasil. Kemudian, dari 5 isi utama budaya itu mngehasilkan etos, etos merupakan sikap, kepribadian, dan watak seseorang.
8. Dapat mengenal lebih dalam tentang budaya yang terdapat di Negara yang kita cintai dengan melihat dari kesenian, bermacam-macam suku, adat istiadat, bahasa, budaya daerah dan budaya nasional.
Semakin berkembangnya zaman, era globalisasi semakin berkembang, terutama di Negara kita Indonesia. Dengan berkembangnya era globalisasi, masuknya budaya asing d Indonesia membuat masyarakat melupakan kebudayaannya sendiri. Mereka terpanah akan budaya asing yang modern, yang membuat mereka akan menirunya, seperti model pakaian mini, teknologi, makanan, dan sebagainya. Seharusnya, dengan berkembangnya globalisasi, kita sebagai masyarakat Indonesia harus mempertahankan budaya kita. Dengan cara, kita dapat mengenalkan budaya kita ke dunia luar. Memperkenalkan akan budaya kita yang bermacam-macam dan unik, seperti mengenalkan budaya batik, makanan-makanan khas Indonesia, tarian-tarian, dan sebagainya. Dengan itu, budaya kita akan dikenal banyak orang baik di dalam negeri mapupun di luar.
9. Mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan kelompok.
Manusia merupakan mkhluk sosial dimana mereka tidak dapat hidup sendiri dan pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Didalam hidup bermasyarakat/berkelompok harus adanya saling mengenal memahami satu sama lain, bekerjasama, bergeotong royong, sehingga menciptakan hubungan yang harmonis.
10. Dapat mengenal lebih jauh tentang unsure-unsur budaya, seperti kepercayaan, kekerabatan, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, bahasa, seni dan teknologi.
Unsur-unsur kebudayaan, diantaranya kepercayaan merupakan percaya akan sesuatu yang gaib. Mereka percaya akan adanya Tuhan. Dan mereka percaya bahwa mereka di dunia ini tidak sementara, aka ada kehidupan lagi setelah mereka mati. Zaman dulu msyarakat percaya pada nenek moyang mereka dan benda-benda seperti batu untuk di jadikan kepercayaan bagi mereka. Kemudian, kekerabatan merupakan hubungan seseorang dalam bermasyarakat. Di masyarakat terdapatnya organisasi masyarakat yang terbentuk oleh kumoulan manusia, dan mereka membentuk sebuah kelompok dengan tujuan yang sama. Dalam organisasi perlunya hubungan yang harmonis, saling memahami dan mengerti akan tujuan mereka bersama dapat tercapai. Kemudian, mata pencaharian merupakan sumber penghasilan manusia. Tanpa mata pencaharian manusia tidak dapat hidup, mereka tidak punya uang untuk membeli makanan, pakian, baju, dan keperluan hidup mereka. Kemudian, ilmu pengetahuan meruapakan sesuatu yang penting bagi manusia. Tanpa ilmu pengetahuan manusia tidak akan dapat melangsungkan hidup. Dengan manusia memperoleh pengetahuan, yang tadinya bodoh menjadi pintar, tidak tahu menjadi tahu. Kemudian, bahasa merupakan sarana yang penting bagi manusia untuk berinteraksi, tanpa bahasa manusia tidak dapat membaca dan bicara. Kemudian, seni merupakan kreativitas manusia yang di torehkan dalam sebuah tarian, kanvas, ukiran, dan sebagainya yang hasilnya menjadi karya seni yang artistic. Dan yang terakhir, teknologi. Seiring berkembangnya zaman teknologi semakin berkembang, semakin praktis penggunaannya
Ilmu Budaya Dasar dalam pandangan
hidup
Prinsip hidup atau biasa disebut juga dengan pandangan
hidup adalah merupakan sebuah draft atau konsep dari kehidupan yang akan kita
jalani. pandangan hidup yang dimiliki pada umumnya dimasyarakat adalah
pandangan yang sesuai dengan agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Suatu pandangan hidup merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia
didunia ini. Karena dengan memiliki pandangan hidup seseorang dapat mengarahkan
kehidupannya kedepan nanti. Dan dengan pandangan hidup yang dimiliki oleh
seseorang akan membuat atau mebentuk jati diri dari seseorang tersebut.Jati
diri adalah gambaran suatu sifat atau karakter dari seseorang. Jati diri dalam
setiap orang biasanya berupa prinsip hidup yang membuat seseorang tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungan tempat dia berada.Jangan sampai prinsip hidup yang
kita miliki melanggar yang sudah di atur dalam agama dan norma-norma dalam
masyarakat dan hukum. Seseorang yang memiliki prinsip hidup pasti juga memiliki
arah hidup. Arah hidup adalah adalah merupakan pemahaman terhadap jati diri itu
sendiri. Yang berarti tujuan dari kehidupan itu sendiri. Arah hidup itu
bagaikan sebuah rel kereta api dimana merupakan bagian dari kereta api
dan selalu akan menunjukan kemana tujuan dari kereta api tersebut. Demikianpun
arah hidup sebuah bagian dari kehidupan yang akan menunjukan kemana tujuan
hidup seseorang apakah dia menjadi orang yang sukses di dunia atau menjadi
orang yang gagal dalam menjalani kehidupan.
Sesorang yang
memiliki suatu prinsip dalam kehidupannya berbeda dengan seseorang yang tidak
memiliki prinsip dalam kehidupannya. Seseorang yang memiliki prinsip dalam
kehidupannya pasti dalam bertingkah laku tidak sembarang bertingkah laku.
Seseorang yang memiliki prinsip dalam kehidupannya juga lebih bersemangat,
disiplin, dan sabar dalam menghadapi ujian-ujian dalam kehidupan. Dengan
memiliki suatu prinsip hidup sesorang akan lebih mengetahui perbedaan mana yang
benar dan salah, mana yang baik dan yang buruk, dan mana yang halal dan mana
yang haram. Pandangan hidup yang demikianlah yang harus seseorang memiliki.
Dengan
pandangan hidup diri sendirilah seseorang akan menjadi dirinya sendiri dan
seseorang akan sukses dalam menjalani kehidupan dengan segala ujian yang akan
dihadapi. Janganlah dalam menghadapi kehidupan yang nyata ini seseorang tanpa
bekal dan memiliki pandangannya sendiri untuk menyongsong kehidupan kedepan.
Karena seseorang yang sukses atau berhasil dalam menghadapi kehidupannya adalah
seseorang yang sudah siap dalam menjalani kehidupannya, siap dengan bekal ilmu,
pengalaman, dan prinsip-prinsip atau pandangan hidup diri senderi.
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang di anut oleh suatu masyarakat yang di
pilih secara selektif oleh para individu dan golongan dalam masyarakat. Setiap
manusia memiliki keinginan baik maupun buruk. Sikap hidup adalah perasaan hati
dalam menghadapi hidup,sikap tersebut bisa positif,negatif,apatis atau sikap
optimis maupun pesimis tergantung kepada pribadi dan lingkungannya.
Manusia
adalah bagian dari pandangan hidup. Dalam kehidupan tidak ada seorang pun
manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. Apapun yang di katakan manusia
adalah sebuah pandangan hidup karena dapat dipengaruhi oleh pola pikir tertentu
pada setiap individu. Pandangan hidup bersifat elastis, tergantung kepada
situasi dan kondisi dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidup dimana manusia
tsb berada.
Sumber pandangan hidup berasal dari
agama, ideologi maupun hasil perenungan seseorang yang bersifat relatif. Setiap
individu memiliki pandangan hidup dan cita-citanya sendiri dan selalu bermimpi
untuk mencapai apa yang dia inginkan sesuai dengan cita-citanya.Tidak sedikit
manusia yang mimpinya menjadi kenyataan. Bermula dari mimpi akan menjadikan
kita semangat untuk mengejar mimpi tersebut.
1. Pandangan hidup yang
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a. Pandangan hidup
yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup
yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat
pada negara tersebut
c. Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
2. Pandangan hidup pada dasarnya
mempunyai unsur-unsur yaitu :
a. Cita-cita
Cita-cita
menurut definisi adalah keinginan, atau tujuan yang selalu ada pada pikiran.
Tidak ada orang
hidup
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebijakan, dan tanpa sikap hidup
b. Kebijakan
Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari bahasa
Inggris. Kata policy
diartikan
sebagai sebuah rencana kegiatan atau pernyataan mengenai tujuan-tujuan, yang
diajukan atau diadopsi oleh suatu pemerintahan, partai politik,
dan lain-lain. Kebijakan juga diartikan sebagai pernyataan-pernyataan mengenai
kontrak penjaminan atau pernyataan tertulis. Pengertian ini mengandung arti
bahwa yang disebut kebijakan adalah mengenai suatu rencana, pernyataan tujuan,
kontrak penjaminan dan pernyataan tertulis baik yang dikeluarkan oleh
pemerintah, partai politik, dan lain-lain. Dengan demikian siapapun dapat
terkait dalam suatu kebijakan.
c. Usaha
Usaha
merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai
usaha yang dimaksud. Tentu pengertian usaha ini berbeda jika usaha yang
dimaksud adalah ruang lingkup ilmu tertentu.
d. Keyakinan atau
kepercayaan
Keyakinan adalah suatu
sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan
bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap,
maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah
jaminan kebenaran. jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan
kesalahan akan sering kali menghalangi.
3. Langkah-langkah agar berpandangan
hidup yang baik
a. Mengenal
Suatu
kodrat bagi manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya
yang dalam hal
ini
mengenal apa itu pandangan hidup
b. Mengerti
Maksudnya mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri
c. Menghayati
Menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran
pandangan hidup itu sendiri
d. Meyakini
Suatu
hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai tujuan
hidup
e. Pengabdian
Suatu
hal yang penting dalam menghayati dan meyakinkan suatu yang telah dibenarkan
dan baik oleh
dirinya
dan orang lain
4. Ada 3 hal faktor-faktor yang
menentukan tingkah laku setiap manusia
a. Faktor bawaan yang
telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan
b. Faktor lingkungan
dimana mereka tinggal dan hidup dalam lingkungan yang baik maupun tidah baik
c. Faktor pengalaman
yang khas yang pernah dialami sewaktu dia mulai hidup dan sehingga samapai
dewasa
Pada dasarnya
meskipun pandangan hidup manusia berbeda-beda namun kita di tuntut untuk dapat
membawa kebaikan dalam berpandangan tentang hidup. Selalu berfikir positif
adalah hal yang akan membawa kita ini hidup penuh dengan kebaikan dan akan
membawa kita kepada pribadi yang tangguh, pribadi yang dapat menyesuaikan diri
dimanapun kita berada, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada di
lingkungan tempat kita tinggal.
B. Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa
nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup
luas yang hidup dalam alam fikiran
sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga
dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan
sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong
individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam
Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional
pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang
diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah,
dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan wujud
ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula
dikatakan bahwa sistem nilai budaya suatu
masyarakat merupakan wujud konsepsional dari
kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu
warga masyarakat itu.
Ada lima
masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan
secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok
tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia
dengan manusia sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah universal
ini dengan berbagai variasi yang berbeda –
beda. Seperti masalah pertama, yaitu
mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi
oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh
karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu
guna mendapatkan nirwana, dan mengenyampingkan
segala tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup
kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti
ini sangat mempengaruhi wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang
berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda
ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua
mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah
ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang
berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup
masyarakatnya.
Masalah
keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang
percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada
yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan
hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah,
mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan
horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi,
kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat
eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung
untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau
pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic
(kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan
mobilitas social masyarakatnya.
Inti
permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994)
adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan
vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam
masyarakat yang mementingkan kemandirian
individual, maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing
– masing individu.
Komentar
Posting Komentar